Bentuk bulat pada lambang Payung Pusaka adalah bentuk perisai yang diartikan sebagai penjagaan diri.
Padi satu tangkai pada sisi sebelah kiri melambangkan bahan makanan pokok lambang kesuburan pangan masyarakat Jawa Barat sebagai asal usul wadah Payung Pusaka, disimbolkan dalam jumlah 17 padi tanggal Proklamasi Negara Republik Indonesia.
Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan sandang dengan delapan kuntum bunga menggambarkan bulan Proklamasi RI dan Payung Pusaka sebagai bagian yang turut serta menyuburkan sandang para keluarga dalam kehidupan bernegara.
Ditengah-tengah terlihat ada sepasang kujang adalah senjata suku Sunda yang merupakan simbol ketangguhan penduduk asli Jawa Barat, dengan lima lubang pada kujang bahwa lima sila dalam Pancasila tetap menjadi asas Paguýuban dalam bernegara, serta dua kujang berdampingan melambangkan paguyuban Payung Pusaka yang terdiri dari kekeluarga yang terus terangkai dalam satu kesatuan yang turun temurun tanpa batas waktu.
Gambar setengah lingkaran besar dan tiga buah setengah lingkaran kecil memberi pedoman tentang kehidupan di bumi bahwa manusia tidak ada yang seutuhnya sempurna, yang bermakna pembelajaran bagi semua para warga Payung Pusaka agar selalu rendah hati dan tidak mengabaikan persaudaraan dalam silaturahmi yang berkesinambungan dalam hidup dan kehidupan, dengan memegang teguh keimanan yang utuh pada Allah SWT yang berkeseimbangan dunia dan akherat.
Arti Warna
Warna hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah jawa barat dimana Payung Pusaka dibentuk.
Warna kuning melambangkan keagungan, kemuliaan dan kekayaan.
Warna merah melambangkan keberanian dan perikatan kuat dan erat dalam Payung Pusaka.
Warna putih melambangkan kesucian dan kejujuran, yang artinya hati yang bersih akan mendatangkan kejujuran dalam diri.
Warna hitam melambangkan keteguhan dan keabadian yang artinya Payung Pusaka akan terus berdiri teguh dalam menghadapi segala ujian dan cobaan.